Pages

Rabu, 23 Juni 2010

Warung Talaga, mengusung tema "Kembali ke kampung",

Tahu Bodo, tahu buntel, baso bobolokot, mie godog, Es cingcau, Es cendol, krupuk bondon, , dll. Hmmm… makanan jalanan yang sering kita temui di pinggir jalan atau jajanan pasar tersebut sudah tidak asing lagi buat kita baraya sunda, namun, untuk kali ini saya bilang beda, mengapa? Karena makanan tersebut bisa anda temukan di Mall sekelas PVJ (Paris Van Java) Bandung. Ya, ditengah jajaran café-café mentereng, dengan harga yang cukup fantastis, ternyata terselip warung unik, yang mengusung makanan-makanan kampung, yang tak asing kita temui sejak tempo Doeloe!
Warung unik itu bernama “Talaga” yang mengusung tema Uniqely Tofu. Awalnya, saya dan teman-teman saat itu memang sedang asik window shopping dan hunting cari makan siang. Mata kita serempak tertuju pada warung itu, bagaimana tidak, restaurant yang tampak sepeti warung itu tampak unique diantara deretan etalase yang luxurious! Lalu kami pun tanpa pikir panjang, sepakat untuk mencoba makanan apa saja yang ada disana.
Berikut liputan yang saya himpun, khusus untuk anda:
1. Tahu Bodo



Hmmm rasanya, tahu pake bumbu sambel goang (racikan cengek, bawang putih sama cikur), disajiinya pake coet nta langsung, trus nggak di ulek sampe halus. Harganya 12ribu-an.

2. Baso Bobolokot (dengan icon cabe disampingya yang berarti makanan ini pedas)



Hal yang pertama kali terbesit adalah, baso kuah dengan sambal cabe yang banyak. Ternyata, baso ini disajikan, kering tanpa kuah. Liat saja tampilanya, baso yang Cuma dilumuri sambal kecap, yang kental dengan rasa bawang putih, dan lagi-lagi cingur. Liatttttt… ada tambahan tahu nya disetiap menu, dan harganya Cuma 10ribu-an.

3. Mie Godog (dengan gambar koki disampingya yang berarti rekomendasi dari sang koki)


Godog dalam bahasa sunda artinya di rebus, rasanyaa… mienya terasa kenyal dan lengket, dengan campuran telur rebus (keliatanya), bawang daun sama sayur pakcoy. Rasanya lebih mirip mie ayam polos, di rebus pake telor. Cukup ngeluarin duit berapa yaa.. saya lupa, pokonya kurang dari 20ribu kalo ngga salah.

4. Es Cendol



Mungkin minuman yang khas dengan racikan gula merah ini sudah tidak asing lagi ditelinga, ditawarkan dengan harga 5000 saja, sudah cukup mengobati dahaga dan menemani camilan pilihan anda 

Usut boleh usut, warung ini pertama kali dibuka di Ciwalk, artis-artis juga sudah pernah ada yang datang. Semua makananya disajikan diatas piring-piring jadul (yang kalo dipikir-pikir, dari mana mereka masih punya inventaris properti kayak gitu), minumanya juga dituang dalam kendi dan gelas-gelas seng (yang paling dipake sama abah-abah jaman dulu). Settingnya dibuat layaknya kita lagi makan diwarung tegal, interiornya dibuat sengaja “kampungan”, lampu-lampu, meja, dan property pendukung lainya. Kalo anda sempat mampir, tak ada salahnya untuk dicoba.

Ini adalah kali kedua saya menemukan konsep jajanan/restaurant yang mengusung tema “Kembali Ke Kampung”, lantas hal ini membuat saya berfikir, tanpa disadari konsep yang dulu dinilai “Kampungan” kini mulai dijamah orang-orang kota, bayangkan saja, orang-orang tingkat atas kini sudah tidak malu untuk makan dengan alas bancakan, atau piring-piring seng jadul dengan motif bunga-bunga itu, ditambah menu makanan yang biasa disantap oleh masyarakat menengah kebawah, hmmm…. Apakah ini menjadi salah satu kesadaran kaum Kapitalis dalam menciptakan peluang pasarnya? Entahlah.

2 komentar:

  1. menta dahareun lah....

    :D

    BalasHapus
  2. ahhhhhhh dasarrrr anak kosatan, menta dahareun mulu...
    ke kalem dibere pas hajatan lanceuk urang, wkwkwk

    BalasHapus